Anyer – Status Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda telah ditingkatkan dari Level II (Imbauan) menjadi Level III (Waspada), dengan kolom erupsi mencapai 50-2.000 meter (m).
"Kami mengimbau nelayan dan pengunjung untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau," kata Deni Mardiono, Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, di kabupaten itu, Senin.
Sejak 22 April 2022, gunung berapi ini memuntahkan abu vulkanik hitam ke arah Kecamatan Sumur dan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.
Itu juga mulai memancarkan batu pijar. Akibatnya, tidak ada aktivitas yang diizinkan di daerah tersebut untuk melindungi orang dari kerusakan oleh kerikil panas dan berbahaya.
"Kami menganjurkan untuk membangun zona aman sekitar lima kilometer (km) dari Gunung Anak Krakatau," tambah Mardiono.
Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada hari Senin, analisis pengukuran amplitudo seismik real-time (RSAM) mengungkapkan bahwa aktivitas vulkanik gunung telah meningkat secara signifikan sejak 15 April 2022.
Selain itu, gunung berapi ini telah memuntahkan lava pijar sejak 17 April 2022.
Selanjutnya, antara 1 hingga 24 April 2022, PVMBG mencatat 21 guncangan letusan, 155 tremor freatik, 14 tremor harmonik, 121 gempa frekuensi rendah, 17 gempa vulkanik dangkal, dan 38 gempa vulkanik dalam.
Selain itu, tremor vulkanik terus menerus dengan amplitudo 0,5-55 mm; dua gempa tektonik lokal; enam gempa tektonik jauh; dan satu gempa bumi yang dirasakan dengan kekuatan I MMI (Modified Mercalli Intensity), yang hanya dapat dirasakan oleh beberapa orang dalam kondisi yang menguntungkan, termasuk di antara kegiatan seismik.