oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

Slot Gacor https://ojs.uscnd.ac.id/ https://lpm.uscnd.ac.id/ https://aplikasi.ppdu.ponpes.id/pon/ GB777 GB777 GB7771

JFS, Lecturio, dan UNJ Mobile Learning: Menuju Revolusi Teknologi Pendidikan

Redaksi - Tak Berkategori
  • Bagikan

Hafid Abbas

Konsultan Internasional di SEAMEO RETRAC, Ho Chi Minh, 2014

Data BPS (2021) menunjukkan Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 273,9 juta jiwa, terbesar keempat di dunia, setelah China, India, dan AS.

Diperkirakan 85 juta (30,1% dari populasi) berusia di bawah 18 tahun. Ini diklasifikasikan sebagai kelompok usia untuk pendidikan dasar dan menengah di bawah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak (1989) dan Undang-Undang Hak Asasi Manusia No. 39/1999.

Menurut UNICEF (2021), sekitar 68 juta siswa mengalami kesulitan belajar sebagai akibat dari pandemi COVID-19, yang mengakibatkan penutupan sekitar 530.000 sekolah dan kelompok belajar anak-anak. Selanjutnya, 8,9 juta mahasiswa (BPS, 2021) tidak dapat mengikuti perkuliahan tatap muka karena 4593 PTN dan PTS (Dikti, 2021) juga ditutup.

Pusat Data COVID-19 melaporkan bahwa telah terjadi 6.046.796 juta kasus COVID-19 di Indonesia dari 2 Maret 2020 hingga 30 April 2022, dengan 156.257 kematian. Setelah Vietnam, ini adalah yang terburuk kedua di ASEAN dan terburuk kesembilan di dunia.

Menurut UNESCO dan UNICEF (2020), dampak pandemi justru menurunkan kualitas pendidikan dan memperluas kesenjangan kualitas antara Jawa dan luar Jawa. Disebutkan pula bahwa 67 persen dari hampir 4 juta guru berjuang dengan pembelajaran digital karena akses internet yang tidak memadai dan kurangnya platform pembelajaran digital.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, tampaknya sistem pendidikan negara dapat mengembangkan solusi barunya sendiri atau belajar dari negara lain dengan memanfaatkan teknologi digital untuk membantu siswa di semua tingkatan, jenis, dan metode pembelajaran.

Jakarta Future School: pendidikan lintas batas

Raffles School dan Raffles College Indonesia mendirikan Jakarta Future School (JFS) untuk pendidikan dasar dan menengah. Ini menghadirkan solusi nyata untuk pendidikan di Indonesia.

JFS tampaknya memainkan tiga bagian sekaligus. Pertama, JFS hadir di kelas sebagai pengganti model pendidikan "tatap muka". Apa yang dapat dicapai melalui pembelajaran tatap muka, JFS dapat menggantinya dengan pembelajaran online berkualitas tinggi. Bahkan, JFS mengadopsi International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) dalam layanan manajemen dan pembelajaran sehingga lulusannya dapat diterima di universitas mana pun di dunia.

Kedua, JFS hadir sebagai pelengkap pembelajaran tatap muka. Siswa dapat memilih mata pelajaran apa pun untuk dijelajahi lebih lanjut. Misalnya, jika ada siswa dari satu sekolah yang merasa penguasaan matematika mereka masih perlu ditingkatkan, mereka dapat mengambil mata pelajaran di JFS sebagai pelengkap sekolah mereka.

Ketiga, JFS tampaknya hadir sebagai pengayaan (pembaharuan) dari proses pendidikan sebelumnya yang dilakukan secara tatap muka. Misalnya, di satu sekolah, jika ada siswa yang merasa tertinggal dalam satu mata pelajaran yang telah mereka pelajari, mereka dapat dengan mudah memilih pelajaran itu sebagai pengayaan.

Terlepas dari tiga peran JFS, dapat dilihat bahwa para guru yang mengajar di sekolah ini tidak lagi dibatasi oleh kendala geografis, ruang dan waktu. Ada guru JFS misalnya mengajar dari Argentina, atau Dubai. Demikian juga, ada siswa, beberapa di antaranya belajar dari Papua, beberapa dari Darwin, atau dari mana saja di dunia.

Apa yang telah diprakarsai oleh JFS adalah terobosan inovatif (quantum leap) di dunia pendidikan yang modelnya juga dapat diadopsi oleh sekolah lain di negara ini.

Informasi terperinci tentang JFS dapat diakses di: www.jakartafutureschool.org

Lecturio: platform online untuk pendidikan kedokteran

Sebagai akibat dari pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, Jerman telah menginisiasi lahirnya teknologi pembelajaran daring untuk ilmu kedokteran, kedokteran gigi, keperawatan, dan ilmu kesehatan di platform lecturio.com.

Lecturio telah menghadirkan teknologi pembelajaran digital berkualitas tinggi yang mudah diakses, terjangkau, dan disesuaikan dengan kebutuhan dosen dan mahasiswa.

Seperti JFS, Lecturio juga dapat menggantikan kuliah tatap muka yang berlangsung di kampus mana pun di negara ini atau di negara mana pun di dunia. Saat ini, Lecturio hadir sebagai platform untuk pendidikan kedokteran. Lecturio menggunakan kurikulum dan sumber belajar dengan standar kualitas pembelajaran kelas dunia. Bahkan, ada beberapa negara di Afrika yang telah menggunakan Lecturio secara penuh dalam semua pendidikan kedokteran mereka.

Lecturio juga hadir sebagai pelengkap kuliah tatap muka bagi mahasiswa kedokteran dari mana saja dan kapan saja. Dengan teknologinya, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah tertentu sesuai dengan kebutuhannya dan bahkan dapat mengikuti kegiatan praktis menggunakan objek digital tiga dimensi secara interaktif.

Lecturio memiliki koleksi jurnal dan buku teks terbaru, yang relatif sama dengan koleksi perpustakaan Universitas Harvard, Johns Hopkins, dan University College London. Tidak kurang dari 250 profesor dan dokter ahli, termasuk dari sekolah kedokteran terkemuka di dunia, seperti Universitas Harvard, untuk memastikan bahwa ada jaminan kualitas kuliah yang diadakan di Lecturio.

Informasi terperinci tentang Lecturio dapat diakses di situs: www.lecturio.com.

Pembelajaran Seluler UNJ

Dalam orasi perdananya sebagai Guru Besar Manajemen Pembelajaran Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNJ, pada 7 Oktober 2021, Ucu Cahyana mengangkat isu Integrasi Kerangka Pedagogik Pembelajaran Mobile dalam Manajemen Pembelajaran: Alternatif Peningkatan Literasi IPA. Ucu menilai, literasi ilmiah merupakan salah satu dari enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 dan penting bagi mahasiswa sebagai prasyarat untuk kecakapan hidup abad ke-21.

Pemanfaatan digital mobile learning sebenarnya tidak hanya dibutuhkan dalam pembelajaran IPA tetapi pada semua mata pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pendekatan ini dinilai sangat cocok untuk kondisi geografis dan demografis Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Selain itu, Indonesia memiliki perbatasan darat dengan tiga negara tetangga, yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste, serta perbatasan laut dengan sepuluh negara, yaitu: India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini.

Sebagai negara yang memiliki perbatasan selebar seperdelapan dari planet khatulistiwa Bumi dengan tiga zona waktu yang berbeda, perbatasan berada di posisi terdepan, yang terluar, yang umumnya tertinggal (3T). Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran keliling dalam pembelajaran membutuhkan manajemen pembelajaran yang baik sesuai dengan prinsip pedagogis dan manajemen pembelajaran.

Ada empat alasan utama yang dinilai mendasari perkembangan mobile learning di UNJ, yaitu: (1) dulu, di tahun 70-an, ketika masih bernama IKIP Jakarta, UNJ menjadi think-tank penyusunan program penyiaran Televisi Pendidikan Indonesia; (2) UNJ memiliki visi menjadi universitas bereputasi di tingkat global (world class university) yang saat ini dan di masa depan akan memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan pembelajaran berbasis teknologi digital; (3) UNJ memiliki keunggulan dalam ranah pendidikan dan pelatihan guru dalam pengembangan dan pemanfaatan pembelajaran keliling untuk semua mata pelajaran; dan (4) UNJ memiliki sekolah laboratorium dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA yang perannya seperti rumah sakit bagi mahasiswa kedokteran.

Dengan hadirnya JFS, Lecturio, dan Mobile Learning di UNJ, Indonesia seharusnya dapat terus berinovasi dalam memberikan layanan pendidikan terbaik, berkualitas, mudah diakses, dan terjangkau bagi seluruh mahasiswa dan warga negara. Pendidikan adalah untuk semua, dan setiap orang bertanggung jawab atas kemajuan atau kejatuhan pendidikan saat ini dan di masa depan. Pendidikan untuk Semua dan Semua untuk Pendidikan.

  • Bagikan