MANILA, Filipina – Seorang ekonom memperkirakan penyesuaian ke atas dalam inflasi rata-rata Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) untuk tahun ini dan tahun depan sebagai tanda lain dari kemungkinan kenaikan lebih lanjut dalam suku bunga utama bank sentral.
BSP merevisi perkiraan inflasi rata-rata untuk tahun ini menjadi 5,8 persen dari 5,4 persen dan menjadi 4,3 persen dari 4 persen untuk 2023, mencatat bahwa risiko inflasi tetap naik.
Menurut kepala ekonom Rizal Commercial Banking Corporation Michael Ricafort, inflasi akan memuncak sekitar 8% pada kuartal keempat tahun ini.
"Dengan demikian, kenaikan suku bunga kebijakan lokal lebih lanjut masih mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang, karena didukung oleh data ekonomi yang umumnya kuat; juga sebagai fungsi kenaikan suku bunga The Fed di masa depan serta perilaku nilai tukar peso di masa depan," katanya.
Dewan Moneter (MB) pembuat kebijakan BSP menaikkan suku bunga utama bank sentral sebesar 75 basis poin pada hari Kamis, mencerminkan penyesuaian Federal Reserve awal bulan ini.
Gubernur BSP Felipe Medalla menekankan pentingnya menjaga perbedaan suku bunga antara Amerika Serikat dan Filipina, antara lain, untuk mengurangi dampak dolar yang lebih kuat pada peso dan memastikan stabilitas harga.
Menurut Ricafort, kenaikan suku bunga BSP bulan depan "juga bisa menjadi langkah pre-emptive pada kemungkinan kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut sekitar +0,50 hingga 4,50% (kisaran atas target Fed) pada pertemuan penetapan suku bunga Fed/FOMC (Federal Open Market Committee) berikutnya pada 14 Desember 2022."
"Akibatnya, lebih banyak kenaikan suku bunga kebijakan lokal masih mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang, jika perlu, sebagai fungsi dari kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut dalam upaya untuk menurunkan inflasi AS / CPI (indeks harga konsumen) yang meningkat," tambahnya.
Tekanan harga diperkirakan akan tetap tinggi dalam sembilan bulan mendatang, mencegah tingkat kenaikan harga melambat ke dalam pita target pemerintah.
"Tanpa reformasi struktural dalam industri pertanian, kendala pasokan kemungkinan akan tetap ada," katanya dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Kamis.
Menurut laporan itu, "impor produk makanan mungkin tidak memberikan bantuan yang cukup karena harga pangan global juga tinggi."
Ia memperkirakan inflasi akan berkisar antara 7,5 dan 7,6 persen pada November dan Desember tahun ini, sebelum melambat pada paruh pertama tahun depan "jika harga minyak tetap pada level saat ini."
"Kami mengantisipasi bahwa inflasi rata-rata setahun penuh akan tetap di atas target 4 persen BSP pada tahun 2023," tambahnya.
Sumber: PNA