MALANG, Jawa Timur, Indonesia – Pada Sabtu malam, 129 orang tewas dan 180 lainnya terluka dalam penyerbuan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Dalam konferensi pers di sini, Minggu, Kapolda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Nico Afinta menyatakan bahwa dua korban adalah personel polisi.
"127 orang tewas dalam insiden itu." "Dua di antaranya adalah petugas polisi," jelas Afinta.
Belakangan, pihak berwenang Jawa Timur melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 129 orang.
Menurut Afinta, 34 dari 127 orang tewas di stadion tersebut. Sisanya meninggal saat dirawat di berbagai rumah sakit setempat.
Dia menyatakan bahwa sekitar 180 orang masih dirawat di rumah sakit sampai sekarang.
Selain korban jiwa, 13 kendaraan rusak, dengan 10 di antaranya adalah kendaraan polisi.
"Masih ada 180 orang yang menerima perawatan. Tidak semua dari 40 ribu penonton adalah anarkis. Hanya sekitar 3.000 penonton yang sampai ke lapangan "Afinta juga berkontribusi.
Ia menyatakan, pertandingan di Stadion Kanjuruhan berjalan dengan baik. Namun, setelah pertandingan, banyak pendukung Arema FC yang tidak puas ketika Arema FC dari Malang tumbang 3-2 dari Persebaya dari Surabaya, dan beberapa pendukung Arema menyerbu lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Arema FC menderita kekalahan pertama mereka dalam 23 tahun.
Agen keamanan mengambil tindakan pencegahan dengan mengalihkan penonton menjauh dari lapangan, mencegah mereka mengejar pemain. Menurut Afinta, petugas akhirnya terpaksa menggunakan gas air mata.
Ia mengatakan, gas air mata itu dipecat karena suporter Arema yang tidak puas telah terlibat dalam perilaku anarkis, membahayakan keselamatan pemain dan ofisial.
"Mereka pergi ke satu tempat di pintu keluar karena gas air mata. Lalu ada masalah akumulasi. Banyak orang menderita sesak napas, kekurangan oksigen, dan gejala lainnya akibat penumpukan "Katanya.
Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan, Pemerintah Kabupaten Malang akan menanggung seluruh biaya pengobatan bagi pendukung yang menerima perawatan di sejumlah rumah sakit.
"Kami telah mengerahkan semua ambulans untuk evakuasi Stadion Kanjuruhan. Kabupaten Malang menanggung semua biaya untuk individu yang sehat dan dirawat," katanya.