oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

oklaro

Slot Gacor https://ojs.uscnd.ac.id/ https://lpm.uscnd.ac.id/ https://aplikasi.ppdu.ponpes.id/pon/ GB777 GB777 GB7771

Pakar menyoroti pentingnya penguatan pendidikan tentang monkeypox

Abdul Aziz - Tak Berkategori
  • Bagikan

Jakarta, Indonesia – Prof. Tjandra Yoga Aditama, seorang spesialis kesehatan, menyatakan bahwa penguatan edukasi monkeypox sangat penting dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap penyakit menular tersebut.

"Peningkatan pendidikan sangat penting agar masyarakat mengetahui dan menggandeng pemerintah untuk mengambil langkah preventif," katanya saat tiba di sini, Jumat.

Aditama, mantan direktur penyakit menular di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara yang kini menjadi guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyatakan bahwa pendidikan dan diseminasi informasi harus dikoordinasikan dengan penguatan sistem surveilans monkeypox.

"Selama ini, upaya penyaluran dan edukasi sudah berhasil, namun harus ditingkatkan seiring dengan langkah-langkah penguatan pengawasan," ujarnya.

Menurutnya, upaya pemerintah untuk mencegah monkeypox harus dipuji.

"Pemerintah telah mengambil langkah cepat untuk mencegah penyakit ini masuk ke banyak negara, terutama yang berada di kawasan Asia," katanya.

Ia menyatakan, pemerintah kini tengah memperluas jaringan pusat penelitian pengurutan genetik monkeypox di sepuluh kota besar di Indonesia.

"Pertumbuhan jaringan ini sangat penting untuk membantu mitigasi penyebaran monkeypox," katanya.

Profesor itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa memperluas jaringan laboratorium harus didukung oleh peningkatan kualitas dan manajemen.

Sebelumnya, Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan, dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, menyatakan bahwa seluruh Pusat Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) digunakan sebagai laboratorium monkeypox.

"Mereka (tersebar) di Medan, Palembang, Kalimantan, Banjarmasin, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Ambon, Manado, dan Makassar," jelasnya.

Rondonuwu menyatakan, pemanfaatan BTKLs di laboratorium penelitian virus monkeypox telah memperluas jaringan, yang sebelumnya hanya terdiri dari dua laboratorium, yaitu Laboratorium Pusat Studi Hewan Primata di Bogor dan Laboratorium Penelitian Penyakit Menular Prof. Dr. Sri Oemijati di Jakarta.

Sumber: Antara News

  • Bagikan