Saat menerima Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang, hari ini, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo meminta investor China untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol Mengwi-Gilimanuk.
"Kehadiran tol Mengwi-Gilimanuk sangat krusial dan menjanjikan bagi investor karena dapat menampung mobil dari barat ke timur, dan sebaliknya, di Bali," katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Senin.
Dia menyatakan bahwa jalan tol dapat digunakan sebagai rute alternatif dari Pelabuhan Gilimanuk ke kota Bali, Denpasar.
Jalan tol ini juga akan mengurangi waktu tempuh dari Gilimanuk ke Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan dari enam menjadi dua jam.
Soesatyo ingin Duta Besar China mendorong pengusaha China untuk berinvestasi di jalan tol Mengwi-Gilimanuk sepanjang 96,21 kilometer di Bali.
Jalan tol ini dibagi menjadi tiga seksi: seksi I dari Gilimanuk hingga Perkutatan sepanjang 54,7 kilometer, seksi II dari Perkutatan hingga Soka sepanjang 23,17 kilometer, dan seksi III dari Soka hingga Mengwi sepanjang 18,9 kilometer.
Jalan tol ini menghubungkan tiga kabupaten di Bali: Jembrana, Tabanan, dan Badung.
Soesatyo juga memuji peningkatan perdagangan bilateral antara Indonesia dan China pada 2021. Perdagangan antara kedua negara diperkirakan akan mencapai US$ 110 miliar pada 2021, tumbuh 54,04 persen dari 2020.
Ini adalah angka tertinggi dalam sejarah perdagangan Indonesia-China.
"Saya yakin prestasi itu bisa ditingkatkan," kata Soesatyo.
Dia juga menyatakan bahwa dia yakin nilai perdagangan akan menjadi lebih seimbang di masa depan. Defisit perdagangan di Indonesia adalah $ 2,44 miliar, yang kurang dari defisit pada tahun 2020, yaitu $ 7,85 miliar.
Hambatan perdagangan non-tarif untuk komoditas utama Indonesia di bidang pertanian, pertanian, dan perikanan berdampak pada defisit neraca perdagangan negara itu dengan China.