Jakarta – Pemerintah Indonesia menawarkan dana kepada pemerintah Norwegia untuk menumbuhkan industri energi, khususnya minyak dan gas, agar Indonesia dapat memenuhi agenda transisi energi dan netralitas karbon di masa depan.
"Norwegia memiliki teknologi dan pengalaman terkait energi. Ini adalah sumber kerja sama Kuat Indonesia dan Norwegia," kata Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kamis di Jakarta.
Pada 13 Juni 2022, Indonesia dan Norwegia mengadakan Konsultasi Energi Bilateral Indonesia-Norwegia (INBEC) ke-9 di Oslo, Norwegia, untuk memperkuat kerja sama bilateral di sektor energi.
Indonesia sangat senang dapat belajar tentang kemajuan Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS), hidrogen, dan teknologi angin lepas pantai di Norwegia, serta pembiayaan energi.
Indonesia juga meminta Norwegia untuk berkolaborasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan para pekerja di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta di bidang standar program pelatihan dan industri.
Ariadji menyatakan, pemerintah Indonesia menjabarkan pengembangan listrik, energi terbarukan, serta proyek dan peluang CCS/CCUS di Tanah Air, dalam pertemuan tersebut. Setelah itu, Norwegia menekankan pengalamannya dalam menurunkan emisi metana serta menyerap dan menyuntikkan karbon dioksida.
"Dari Norwegia, Indonesia belajar banyak tentang Penangkapan dan Penyimpanan Karbon/Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon (CCS/CCUS)." Menurut Ariadji, "Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk penyimpanan karbon dioksida, dengan sekitar dua gigaton di reservoir minyak dan gas yang habis dan sekitar 9,68 gigaton di cekungan Sumatera Selatan dan Jawa Barat."
Beberapa penelitian dan persiapan untuk CCS/CCUS sedang dilakukan oleh kementerian, antara lain Tangguh EGR/CCUS, Gundih CCUS/CO2- Enhanced Gas Recovery (EGR), dan Sukowati CO- Enhanced Oil Recovery (EOR).
Dari 2014 hingga 2015, Indonesia juga mengembangkan National Center of Excellence for CCS/CCUS, yang diprakarsai oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia untuk mendukung proyek percontohan Gundih CCUS.
Indonesia sekarang sedang mempersiapkan aturan menteri untuk membantu pengembangan CCS/CCUS sambil juga menggabungkan para pemangku kepentingan, termasuk negara-negara Eropa, untuk mencari umpan balik dan meningkatkan rancangan yang telah dibuat.
Ariadji menyatakan, Norwegia dianggap oleh Indonesia sebagai teman lama yang selalu bersemangat untuk berbagi pengalaman dan keterampilan di sektor energi.
Kedua negara tidak hanya mendorong kerja sama pemerintah-ke-pemerintah, tetapi juga kolaborasi bisnis-ke-bisnis, seperti kemitraan Pertamina dan Aker Solution dalam proyek industri bersama untuk pengembangan teknologi sistem bawah laut membran.