Seorang penasihat top Ukraina dan seorang pejabat Israel bereaksi pada hari Sabtu (12 Maret) terhadap sebuah cerita media yang menuduh bahwa Israel berusaha mengarahkan Ukraina untuk menyerah pada tuntutan Rusia selama diskusi.
Israel telah terlibat dalam upaya diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Menurut sebuah cerita yang dikutip oleh berita Walla Israel, Jerusalem Post, dan situs berita AS Axios, Bennett menyarankan Ukraina untuk menyerah ke Rusia, mengutip seorang pejabat Ukraina anonim.
"Israel, seperti negara-negara menengah bersyarat lainnya, tidak menawarkan Ukraina untuk menyetujui tuntutan Rusia," kata penasihat Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter. "Ini tidak mungkin karena pertimbangan militer dan politik. Sebaliknya, Israel meminta Rusia untuk melakukan penilaian yang lebih menyeluruh terhadap peristiwa tersebut."
Seorang sumber senior Israel, yang berbicara dengan syarat anonim karena kelezatan situasi, mencap tuduhan itu "benar-benar tidak benar."
"Perdana Menteri Bennett tidak pernah mendorong Presiden Zelenskyy untuk menerima kesepakatan dari Putin – karena tidak ada perjanjian seperti itu yang diberikan kepada Israel untuk kami terima," tambah pejabat itu.
"Bennett tidak pernah memberi tahu Zelenskyy bagaimana bertindak, dan dia tidak berniat melakukannya."
Sumber: Reuters