SINGAPURA: Sebagai bagian dari kompleks manufaktur terintegrasi, peternakan telur keempat Singapura akan mulai beroperasi pada tahun 2024.
Setelah mendapat otorisasi dari Singapore Food Agency (SFA) untuk mengembangkan peternakan telur komersial di sekitar 10 hektar properti di Lim Chu Kang, operator lokal ISE Foods Holdings (IFH) mengumumkan hal ini pada Selasa (25 Oktober).
Perusahaan ini disponsori oleh ISE Jepang, produsen telur terbesar di Jepang, yang juga memiliki kepentingan di Amerika Serikat, Cina, Vietnam, dan Thailand.
Pabrik produksi telur terintegrasi juga berisi tempat penetasan anak ayam berumur sehari selain peternakan telur.
Menurut ISE Food Holdings, ketika beroperasi penuh, ia akan dapat menghasilkan 360 juta telur dan hingga 5 juta anak ayam berumur sehari setiap tahun.
"Ini dapat meningkatkan kapasitas industri telur Singapura untuk secara kolektif memenuhi sekitar setengah dari permintaan telur Singapura, naik dari sekitar 30% saat ini," tambahnya.
Pembangunan fasilitas terpadu ini akan dimulai secara bertahap pada kuartal pertama 2023.
Dari impor awal anak ayam berumur sehari yang pada akhirnya akan menjadi orang tua dari anak ayam berumur sehari lainnya yang bertelur untuk dikonsumsi, peternakan ini akan menjadi yang pertama di Singapura yang memiliki seluruh ekosistem produksi telur.
Peternakan telur yang ada di Singapura hanya mengimpor anak ayam berumur sehari yang bertelur untuk konsumsi manusia.
Menurut ISE Food Holdings, teknologi mutakhir sedang dikembangkan dalam kemitraan dengan National University of Singapore untuk menyediakan sistem pemantauan jarak jauh langsung sepanjang waktu.
"Teknologi pengenalan gambar AI akan digunakan untuk mendeteksi, secara real-time, lingkungan di dalam rumah pertanian serta indikasi klinis yang menyimpang pada ayam," katanya.
"Ini juga akan memungkinkan pertanian untuk memprioritaskan penyebaran manusianya untuk operasi bernilai lebih tinggi dengan mengotomatiskan banyak tugas pertanian."
Sumber: CNA