LONDON – Inggris mendukung rencana AS untuk membunuh Osama bin Laden sembilan bulan sebelum serangan 9/11, menurut The Times pada Jumat.
Menurut dokumen yang baru dideklasifikasi, pemerintah Inggris, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Tony Blair, mendukung strategi membunuh pemimpin Al-Qaeda dengan serangan udara.
Bin Laden masuk dalam daftar teroris paling dicari FBI pada saat itu, menyusul serangkaian serangan Al-Qaeda, termasuk pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania, yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Bin Laden juga mendalangi bom bunuh diri terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, yang menewaskan 17 orang.
Penasihat urusan luar negeri Blair, John Sawers, mengatakan kepadanya pada saat itu, "Kita semua mendukung untuk memukul OBL. Amerika masih belum memiliki bukti bahwa dia berada di balik serangan terhadap USS Cole.
"Mereka tidak akan melancarkan serangan udara sampai mereka memiliki senjata merokok, yang bisa terjadi setelah 20 Januari (ketika George W. Bush menjabat)."
Dukungan Inggris untuk pembunuhan Bin Laden disebutkan kepada Blair dalam briefing sebelum makan malam sebelum perdana menteri dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Bill Clinton, yang dengan cepat digantikan oleh Bush.
"Kami semua mendukung untuk mengalahkan OBL, tetapi kami membutuhkan beberapa pemberitahuan dan kesempatan untuk mempengaruhi waktu," jelas Sawers kepada Blair.
AS telah mencari Bin Laden sejak serangan terhadap kedutaan besarnya. Clinton tercatat mengatakan sehari sebelum serangan 9/11 bahwa AS memiliki kesempatan untuk membunuh pemimpin Al-Qaeda di Afghanistan, tetapi rencana itu dibatalkan karena risiko korban sipil.
"Saya hampir mendapatkannya," kata Clinton dalam rekaman itu, yang dipublikasikan pada 2014. Namun, dia menambahkan bahwa risikonya terlalu besar, jadi "Saya tidak melakukannya."
Sumber: AP