SEOUL – Menurut kantor kepresidenan, Presiden Yoon Suk-yeol dan Wakil Presiden AS Kamala Harris menyatakan keprihatinan tentang program nuklir dan rudal Korea Utara dan membahas langkah-langkah untuk mengurangi kekhawatiran Seoul tentang Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS (IRA).
Menurut wakil juru bicara kepresidenan Lee Jae-myoung, Yoon dan Harris bertemu selama 85 menit di kantor kepresidenan dan membahas berbagai masalah, termasuk langkah-langkah untuk memperdalam hubungan bilateral dan masalah regional dan internasional yang signifikan.
"Presiden Yoon dan Wakil Presiden Harris menyuarakan kekhawatiran besar tentang peluncuran rudal balistik Korea Utara baru-baru ini dan legalisasi program angkatan nuklirnya," ungkapnya pada konferensi pers, menambahkan bahwa Harris menegaskan kembali komitmen tak tergoyahkan AS terhadap pertahanan Korea Selatan.
"Wakil Presiden Harris menyatakan bahwa tidak hanya dia, tetapi juga Presiden Biden, yang sangat menyadari kekhawatiran Korea Selatan (tentang IRA) dan akan menyelidikinya secara menyeluruh untuk menemukan solusi untuk mengatasi kekhawatiran Korea Selatan selama implementasi undang-undang tersebut," tambahnya.
Kedua belah pihak juga sepakat agar Yoon mengunjungi Amerika Serikat tahun depan untuk memperingati ulang tahun ke-70 aliansi tersebut.
Mengenai skandal seputar pertemuan Yoon dan Biden di New York pekan lalu, Harris menyatakan bahwa AS tidak peduli, menurut Lee.
Juru bicara itu tidak mengklarifikasi kontroversi yang dimaksud Harris, tetapi tampaknya termasuk keributan di Korea Selatan atas pernyataan Yoon yang tertangkap di mikrofon panas, yang awalnya diyakini termasuk bahasa kotor mengacu pada Kongres AS dan Biden.
Sumber: Yonhap