Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Mundur

  • Bagikan

Presiden Sri Lanka yang dituntut untuk mundur pada 13 Juli berjanji akan mundur, pengumuman tersebut muncul setelah hari yang penuh gejolak di mana pengunjuk rasa menyerbu kediamannya dan membakar rumah perdana menteri.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah setuju untuk mundur pada minggu depan, kata seorang pejabat setempat, setelah pengunjuk rasa menyerbu istana kepresidenan dan membakar rumah perdana menteri untuk melampiaskan kemarahan mereka atas krisis ekonomi yang memburuk.

Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Sabtu (09/07/2022) bahwa Rajapaksa telah setuju untuk mengundurkan diri pada 13 Juli

. “Keputusan untuk mundur pada 13 Juli diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai,” kata Abeywardena.

“Karena itu saya meminta masyarakat untuk menghormati hukum dan menjaga perdamaian.”

Berita tentang keputusan presiden itu memicu ledakan kembang api perayaan di beberapa bagian ibu kota, Kolombo.

“Hari ini adalah hari kemerdekaan bagi saya yang lahir di negara ini, bukan tahun 1948, karena hari ini kita telah berjuang untuk kebebasan kita dari tirani dan para bajingan dan politisi serakah yang telah menjalankan bangsa kita ke titik nol,” kata seorang pengunjuk rasa sebagaimana dilansir melalui situs Al Jazeera.com.

Sebelumnya, Rajapaksa dievakuasi dari istana presiden di Kolombo, Ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana presiden, menuntut pengunduran dirinya.

Beredar melalui facebook live dimana dari dalam rumah presiden menunjukkan ratusan pengunjuk rasa memadati ruangan dan koridor, meneriakkan slogan-slogan menentang pemimpin berusia 73 tahun yang terkepung itu. Rekaman pengunjuk rasa berdiri dan beberapa mandi di kolam renang di dalam rumah presiden yang beredar luas di media sosial.

  • Bagikan