Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia memiliki potensi pasar digital yang sangat besar. Hal itu dipercepat dengan adanya pandemi COVID-19.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam peresmian Gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (15/12/2021).
“Kita sekarang ini memiliki 2.319 start-up. Semakin hari semakin tambah, tambah, tambah terus. Kita memiliki satu decacorn. Kita memiliki tujuh unicorn, dan banyak sekali soonicorn yang nanti akan terus didorong agar naik menjadi unicorn dan decacorn,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia harus siap atas kemajuan digital dunia.
Ia menceritakan pengalamannya saat bertemu Mark Zuckerberg di Amerika Serikat pada tahun 2016. Saat itu, ia diajak bermain pingpong pakai oculus.
“Dia memberitahu ke saya, ‘Presiden Jokowi, ini nanti dalam 10-15 tahun lagi akan muncul seperti kita main pingpong ini’. Setiap orang nanti bisa beli lahan virtual, bisa bangun bisnis virtualnya sendiri, dan juga akan ada mal virtual, gim virtual, kantor virtual, wisata virtual,” tuturnya.
Presiden menyampaikan saat ini perusahaan-perusahaan besar di dunia berlomba untuk membangun Metaverse, seperti contohnya Facebook, Epic Game, Roblox, Microsoft. Oleh karena itu, Presiden berharap agar Indonesia dapat menyiapkan strategi seperti itu.
“Negara kita perlu menyiapkan sebuah strategi agar kita tidak tertinggal jauh oleh negara-negara lain. Sehingga saya sampaikan kepada Menteri dan BUMN, pada yang lain juga, waktu kita tidak banyak untuk bisa mengejar itu. Dan negara ini akan maju kalau kita bisa melompat dan waktunya hanya 2 tahun,” jelasnya.
Kepala Negara juga mengatakan, bagian tersulit dalam adalah cara menyiapkan talenta-talenta digital dalam jumlah yang besar juga mendatangkan mentor yang memiliki kualifikasi.
“Kita beruntung Menteri Pendidikan kita memiliki pengalaman di dalam perusahaan teknologi, Mas Nadiem. Untung banget kita. Saya tanya selalu dijawab dengan sangat cepat. ‘Ini gimana? Jumlahnya enggak mau saya hanya 1-2 atau 1.000-2.000, kita mintanya jutaan’. ‘Bisa, Pak. Kampus Merdeka, Merdeka Belajar itu jawabannya, Pak’. Caranya yang tadi yang sudah disampaikan oleh Pak Menteri tadi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowimenekankan Indonesia harus bisa menyiapkan ini dalam jumlah besar jika ingin mengejar negara-negara lain.
Ia meminta semua perusahaan teknologi dan perusahaan besar agar bersedia ditempati untuk magang mahasiswa-mahasiswa dan pelajar agar secepatnya semuanya berubah.
“Mindset digital ada, skill digital ada, sehingga terbentuk sebuah kultur digital di negara kita,” tambahnya.
Presiden Jokowi juga menginginkan percepatan pembangunan pemerintahan digital atau digital governance.
Ia telah memerintahkan Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Johnny G. Plate untuk membangun infrastruktur digital secepatnya.
“Kejar. Karena ini kejar-kejaran. Begitu kita tidak bisa melangkah mengejar itu ya sudah kita akan semakin jauh. Ada kesempatan dan peluang/opportunity itu ada. Ekonomi digital kita akan tumbuh kalau infrastruktur kita siap, talenta digital kita ada, pemerintahan digital kita siap, regulasi-regulasi digital siap, sehingga terbangun sebuah ekosistem masyarakat digital di negara kita,” imbuh Presiden.
Selain itu, Presiden meyakini kolaborasi yang digagas oleh Kementerian BUMN melalui pendanaan Merah Putih Fund, Narasi melalui Indonesia Digital Tribe, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Microcredentials bisa mempercepat pembangunan ekosistem digital.
“Kalau semuanya bergerak, ada Indonesia Digital Tribe oleh Mbak Nana (Najwa Shihab), talenta digital dikerjakan oleh Mendikbud, dan dananya siap di Merah Putih Fund, saya meyakini percepatan dalam rangka membangun sebuah masyarakat digital, ekosistem digital ini akan segera bisa kita capai,” tandasnya.
Peresmian gerakan #AkselerasiGenerasiDigital ini juga turut dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dan Pendiri Narasi Najwa Shihab. (*)