Para guru Bimbingan Konseling (BK) Sumatera Utara (Sumut) menyambut baik kehadiran Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) sebagai perguruan tinggi digital pertama di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMA Sumut Ramadhansyah saat memberikan sambutan dalam webinar yang diselenggarakan UICI dengan tema “SMA-SMK Menuju Era Digital pada Jumat (10/12/2021)”.
Webinar tersebut sekaligus sebagai bagian dari roadshow Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Batch 2 UICI.
Menurut Ramadhan, dengan mengusung brand digital, UICI akan memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk dapat mengakses dari mana saja.
“Dan kedepannya memang seluruh aspek lini kehidupan kita nantinya akan bergeser ke bidang teknologi dan informasi. Tentunya ini membawa angin segar kepada kami, guru-guru BK untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait tentang komunikasi dan informasi,” kata Ramadhan.
Dengan sosialisasi ini, Ramadhan mengharapkan banyak peserta didik di wilayah Sumut dapat melanjutkan pendidikan tinggi di UICI.
Sementara itu Plt Kasi Ketenagakerjaan SMA dan Pendidikan Khusus Cabang Dinas Kisaran Dinas Pendidikan Sumut Tengku Muhammad Husyairi dalam sambutannya mengatakan pandemi Covid-19 telah merubah proses pembelajaran, dari offline menjadi online.
“Artinya era digital serta performa pendidikan yang mendigitalisasi sangat-sangat kita butuhkan,” kata Husyairi.
Husyairi menyambut baik kehadiran UICI yang mengintegrasikan learning management system (LMS), Digital Simulator Teaching System (DSTLS), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR) yang disebut dengan Digital Integrated Learning System (DILS).
Senada dengan Husyairi, Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Murdianto mengatakan pandemi Covid-19 selain banyak memakan korban juga memberikan hikmah bagi dunia pendidikan. Salah satu hikmahnya adalah proses digitalisasi yang lebih cepat.
Murdianto mengatakan saat ini masyarakat hidup di era society 5.0, sehingga digitalisasi menjadi suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi.
“Sekolah menuju digital, pengarsipan menuju digital, proses pembelajaran juga berbasis digital, berbasis internet, berbasis IT adalah menu yang harus kita makan setiap hari, yang harus kita kerjakan setiap hari, demi pelayanan standard minimal yang kita berikan kepada siswa,” kata Murdianto dalam sambutannya.
Murdianto mengajak kepada para guru yang hadir untuk mengubah cara pandang dalam melaksanakan proses pembelajaran.
“Mari kita ingatkan bapak-ibu guru untuk berhijrah di dalam cara pandang, di dalam cara melaksanakan tugas dan kewajiban, dari konvensional berubah menjadi digital sehingga tidak ada kata-kata lagi saya sudah tua, saya tidak tahu IT,” lanjut Murdianto
Lebih lanjut, Murdianto mengatakan para guru bertanggung jawab terhadap lahirnya generasi emas pada tahun 2040-2045.
“Kita turut mempersiapkan secara langsung, baik dalam era bonus demografi itu, atau pun dalam era 100 tahun Indonesia emas. Dengan demikian ada konsekuensi, sebagai contoh kita ini adalah suatu produk proses pendidikan sekian puluh tahun yang lalu, hasilnya seperti sekarang ini. Berarti bapak-ibu kita bertanggung jawab, baik moral maupun formal, keberhasilan Indonesia di tahun 2030-2045 nanti secara strategis ada di tangan bapak-ibu,” kata Murdianto.
Webinar tersebut menghadirkan narasumber Plt Direktur Poltekker Kementerian Ketenagakerjaan Elviandi Rusdi, Ph.D, Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset, dan Pengembangan, serta Digital Advancement UICI Dr. Eng. Jaswar Koto, C.Eng C.Mar.ENg, dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengamalan Nilai-Nilai Keislaman dan Keindonesiaan UICI Prof. Dr. Drs. Achmad Syahid, M.Ag. (*)